Ketika Putri Pahlawan Hidup Kekurangan
Posted by Anto Suryanto on November 07, 2013 with No comments
Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Mata Bola, Gugur Bunga dan ratusan lagu
perjuangan atau nasional sudah diciptakan oleh Ismail Marzuki. Ia
menciptakan itu, tanpa layanan RBT, tanpa memikirkan royalti. 250 lagu
lebih ia telah ciptakan selama tahun 30-50. Kita kerap menyanyikannya di
waktu-waktu tertentu. Tapi bagaimana dengan kehidupan keluarga besar
Ismail Marzuki sekarang?Nama besar Ismail Marzuki, kini tak bisa lagi
banyak membantu Rachmi Aziah Ismail Marzuki. Putri tunggal komponis
Indonesia itu, harus bekerja apa saja, untuk membayar kontrakannya.
Rachmi Aziah Ismail Marzuki, adalah putri tunggal Ismail Marzuki. Dia
mengungkapkan bahwa saat ini yang penting bagi hidupnya adalah:
memikirkan bagaimana dia tidak terusir dari kontrakannya. Ya, Rachmi
memang memiliki nama besar di belakang namanya: Ismail Marzuki. Tapi,
perjalanan hidupnya, berjalan berat. Selama bertahun-tahun, Rachmi hidup
mengontrak.
Putri satu-satunya Komponis sekaligus pahlawan Nasional itu sedang bergelut dalam kemiskinan. Bahkan ia nyaris tak mampu memperpanjang usia kontrakannya yang hampir habis. Bantuan pemerintah sebesar 1,5 juta sering terlambat, katanya. Uang sebesar itu dibayar pemerintah setiap empat bulan. Untuk memperpanjang hidup, Rachmi Aziah Ismail Marzuki, 60, harus berhutang. Selama enam tahun terakhir ini, dia dan suaminya mengontrak di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok. Dan sudah enam tahun itu pula, dia terpaksa mengutang uang kontrakan, karena tak mampu membayar.
Putri satu-satunya Komponis sekaligus pahlawan Nasional itu sedang bergelut dalam kemiskinan. Bahkan ia nyaris tak mampu memperpanjang usia kontrakannya yang hampir habis. Bantuan pemerintah sebesar 1,5 juta sering terlambat, katanya. Uang sebesar itu dibayar pemerintah setiap empat bulan. Untuk memperpanjang hidup, Rachmi Aziah Ismail Marzuki, 60, harus berhutang. Selama enam tahun terakhir ini, dia dan suaminya mengontrak di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok. Dan sudah enam tahun itu pula, dia terpaksa mengutang uang kontrakan, karena tak mampu membayar.
"Meski pemilik kontrakan baik sekali sama saya dan kasih saya
keringanan, tapi lama kelamaan tidak enak juga mas. Sampai sekarang saya
belum bisa bayar kontrakannya," ujarnya. Rachmi memiliki empat anak
ini. Tapi, saat ini di rumah kontrakan yang terletak di Depok, dia hanya
tinggal berdua dengan suaminya, Muhammad Benny. Sementara anak-anaknya
yang sudah berkeluarga sudah pisah rumah.
Ketika ditanya apakah tidak pernah ada bantuan dari pemerintah untuk keluarga Ismail Marzuki, Rachmi mengatakan ada. "Ada. Tahun 2004, Bapak Ismail Marzuki mendapatkan anugerah pahlawan nasional dari Presiden SBY. Dari situ kita mendapat Rp 1.5 juta perbulan sebagai tunjangan," ujarnya.
"Tapi, ada peraturan uang itu dirapel pertiga bulan sekali baru bisa diambil. Ya, begitu keluar langsung habis untuk bayar kebutuhan hidup. Tidak bisa ditabung untuk biaya kontrakan," tambahnya. Karenanya, untuk biaya hidup sehari-hari, anak Komponis besar Indonesia, Ismail Marzuki ini, harus berdagang menjual minuman ringan.
Ketika ditanya apakah tidak pernah ada bantuan dari pemerintah untuk keluarga Ismail Marzuki, Rachmi mengatakan ada. "Ada. Tahun 2004, Bapak Ismail Marzuki mendapatkan anugerah pahlawan nasional dari Presiden SBY. Dari situ kita mendapat Rp 1.5 juta perbulan sebagai tunjangan," ujarnya.
"Tapi, ada peraturan uang itu dirapel pertiga bulan sekali baru bisa diambil. Ya, begitu keluar langsung habis untuk bayar kebutuhan hidup. Tidak bisa ditabung untuk biaya kontrakan," tambahnya. Karenanya, untuk biaya hidup sehari-hari, anak Komponis besar Indonesia, Ismail Marzuki ini, harus berdagang menjual minuman ringan.
"Kebetulan di depan rumah saya ada sekolah SD. Saya bisa dagang, setiap hari bisa dapat Rp 30.000, lumayan untuk makan sehari-hari," ujarnya.
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar di sini !